1
|
SISTEM BILANGAN
Desimal , Biner, Oktal dan
Heksadesimal
|
Tujuan :
Setelah mempelajari Sistem Bilangan
diharapkan dapat,
1.
Memahami jenis-jenis sistem bilangan
yang digunakan pada teknik
mikroprosessor
2.
Memahami konversi sistem bilangan
desimal ke sistem bilangan biner
3.
Memahami konversi sistem bilangan
desimal ke sistem bilangan oktal
4.
Memahami konversi sistem bilangan
desimal ke sistem bilangan heksadesimal
5.
Memahami konversi sistem bilangan biner
ke sistem bilangan oktal atau sebaliknya
6.
Memahami konversi sistem bilangan biner
ke sistem bilangan heksadesimal atau sebaliknya
7.
Memahami konversi sistem bilangan
desimal dan sistem bilangan biner antara
0 dan 1
8.
Mampu merubah bilangan desimal ke
bentuk BCD atau sebaliknya
9.
Mampu merubah bilangan desimal ke
bentuk BCH atau sebaliknya
10. Memahami ASCII
Code untuk pembentukan karakter
1.1. Sistem
Bilangan
1.1.1.
Umum
Dalam
kehidupan sehari-hari, bilangan yang kita pergunakan untuk menghitung
adalah bilangan yang berbasis 10
atau disebut Sistem Desimal. Setiap
tempat penulisan dapat terdiri dari simbol-simbol 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Susunan penulisan bilangan menunjukan harga / nilai
tempat dari bilangan tersebut misalnya, satuan, puluhan, ratusan dst. Tempat
penulisan semakin kekiri menunjukan nilai tempat bilangan yang semakin tinggi. Dalam teknik
Digital maupun teknik mikroprosessor
pada umumnya bilangan yang dipakai adalah bilangan yang berbasis 2 atau
Sistem Biner. Dalam sistem biner disetiap tempat penulisan hanya mungkin
menggunakan simbol 0, atau simbol 1,
sedangkan nilai tempat bilangan tersusun seperti pada sistem desimal. Di bawah
ini adalah bilangan 1001 dalam beberapa bentuk sistem bilangan.
Beberapa Sistem Bilangan
Disamping
sistem Desimal dan sistem Biner dalam gambar terlihat pula bilangan yang
berbasis 8 atau sistim Oktal dan bilangan yang berbasis 16 atau sistem Heksadesimal.
1.1.2.
Sistem Desimal ( Dinari )
Pada
sistem desimal ( lat. decum =10 ), seperti telah kita ketahui bersama bahwa
sistem ini berbasis 10 dan mempunyai 10 simbol yaitu dari angka 0 hingga 9.
Setiap tempat mempunyai nilai kelipatan
dari 10 0, 10 1, 10 2, dst . Penulisan
bilangan terbagi dalam beberapa tempat dan banyaknya tempat tergantung dari
besarnya bilangan. Setiap tempat mempunyai besaran tertentu yang harga
masing-masing tempat secara urut dimulai
dari kanan disebut
Contoh
Angka Desimal 10932 ( 10932 (10)
)
Kebiasaan
sehari-hari harga suatu bilangan desimal dituliskan dalam bentuk yang mudah
sbb :
1.1.3.
Sistem Biner
Sistem Biner ( lat. Dual ) atau “duo” yang berarti
2, banyak dipakai untuk sinyal elektronik
dan pemrosesan data. Kekhususan sistem biner untuk elektronik yaitu bahwa sistem biner hanya mempunyai 2
simbol yang berbeda, sehingga pada sistem ini hanya dikenal angka “ 0 “ dan angka “1 “.
Contoh
Dari gambaran di atas seperti halnya pada sistem desimal,
cara penulisannya dapat dinyatakan secara langsung sbb :
Setiap
tempat pada bilangan biner mempunyai kelipatan 2 0, 2 1,
2 2, 2 3 dst. yang dihitung dari kanan kekiri.
Selanjutnya kita juga dapat merubah bilangan desimal ke bilangan biner atau
sebaliknya dari bilangan biner ke bilangan desimal.
1.1.4.
Sistem Oktal
Aturan
pada sistem oktal ( lat. okto = 8 ) sama dengan aturan yang dipergunakan pada
sistem bilangan desimal atau pada sistem bilangan biner. Pada bilangan oktal hanya menggunakan 8 simbol yaitu angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan
7 dan setiap nilai tempat mempunyai kelipatan 8 0, 8 1, 8
2, 8 3, 8 4, dst.
Contoh
1.1.5. Sistem
Heksadesimal
Sistem
Heksadesimal yang juga disebut Sedezimalsystem, banyak dipakai pada teknik
komputer. Sistem ini berbasis 16 sehingga mempunyai 16 simbol yang terdiri dari 10 angka yang dipakai pada
sistem desimal yaitu angka 0 … 9 dan 6 huruf A, B, C, D, E dan F. Keenam huruf tersebut
mempunyai harga desimal sbb : A =
10; B = 11; C = 12;
D =13; E = 14 dan F = 15.
Dengan demikian untuk sistem heksadesimal penulisanya dapat menggunakan angka dan huruf
Contoh
1.1.6. Konversi Basis
Bilangan
1.1.6.1. Konversi
Bilangan Desimal Ke Sistem
Bilangan Lain
Sistem
bilangan desimal secara mudah dapat dirubah dalam bentuk sistem bilangan yang
lain. Ada banyak cara untuk melakukan konversi bilangan, proses yang paling
mudah dan sering digunakan untuk memindah bentuk bilangan adalah “ Proses Sisa
“. Tabel di bawah memperlihatkan bilangan 0 sampai 22 basis 10 ( desimal )
dalam bentuk bilangan berbasis 2 ( biner ), berbasis 8 ( Oktal ) dan berbasis
16 ( Heksadesimal
).
Basis 10
|
Basis 2
|
Basis 8
|
Basis 16
|
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
|
0
1
10
11
100
101
110
111
1000
1001
1010
1011
1100
1101
1110
1111
10000
10001
10010
10011
10100
10101
10110
|
0
1
2
3
4
5
6
7
10
11
12
13
14
15
16
17
20
21
22
23
24
25
26
|
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
A
B
C
D
E
F
10
11
12
13
14
15
16
|
Untuk
merubah bilangan desimal ke bilangan yang berbasis lain cukup membagi bilangan
desimal dengan basis bilangan yang baru hingga habis.
Contoh 1
Konversi Bilangan Desimal Z (10) = 83 ke bilangan Biner Z (2)83 dibagi
dengan basis bilangan baru yaitu 2
83 :
2 = 41 sisa 1.
Sisa 1
ini merupakan digit pertama dari bilangan biner
...x x x x 1. Untuk mendapatkan harga pada digit berikutnya adalah :
41 :
2 = 20 sisa 1
Sisa 1
ini menempati digit selanjutnya sehingga bentuk binernya ...x x x 1 1 dan seterusnya seperti di bawah
ini.
Jadi Z (10)
= 83 adalah Z (2) = 1010011.
Untuk meyakinkan bahwa hasil konversi di atas benar maka kita lakukan test sbb :
Contoh 2
Konversi Bilangan Desimal Z (10) = 1059 ke bilangan Oktal Z (8)
Jadi Z (10) = 1059 adalah Z (8) = 2043
Contoh 3
Konversi Bilangan Desimal Z (10) = 10846 ke bilangan Heksadesimal Z (16)
Jadi Z (10) = 10846 adalah Z (16) = 2A5E
1.1.6.2. Konversi
Basis Bilangan Lain
Ke Bilangan Desimal
Untuk merubah satu sistem bilangan ke bilangan desimal, cukup
dengan mengalikan masing-masing angka
dengan basis yang pangkatnya sesuai dengan tempat masing-masing. Hasil
penjumlahan merupakan bilangan desimal yang dicari.
Contoh 1
Konversi Bilangan Biner Z (2) = 10101010 ke bilangan Desimal Z (10)
Jadi Z (2) = 10101010 adalah Z (10) = 170
Contoh 2
Konversi Bilangan Oktal Z (8) = 4327 ke bilangan Desimal Z (10)
Jadi Z (8) = 4327 adalah Z (10) = 2263
Contoh 3
Konversi Bilangan Heksadesimal Z (16) = B3C9 ke bilangan Desimal Z (10)
Jadi Z (16) = B3C9 adalah Z (10) = 46025
1.1.6.3. Konversi
Basis Bilangan Ke
Basis Bilangan Lain
Untuk
merubah dari satu sistem bilangan ke sistem bilangan yang lain memerlukan dua
langkah. Pertama kita rubah sistem
bilangan yang lama ke bilangan desimal
kemudian dari bilangan desimal dirubah ke sistem bilangan yang diinginkan.
Contoh 1
Konversi Bilangan Biner Z (2) = 101101 ke bilangan Heksadesimal Z (16)
Langkah Pertama
Langkah Kedua
Jadi Z (2) = 101101 adalah Z (12) = 2D
Contoh 2
Konversi Bilangan Heksadesimal Z (16) = 2FC ke bilangan Biner Z (2)
Langkah Pertama
Langkah Kedua
Jadi Z (16) = 2FC adalah Z (2) = 1011111100
1.1.7. Bentuk Bilangan
Desimal dan Bilangan Biner antara 0 dan 1
Pada
pembahasan sebelumnya kita telah membicarakan tentang sistem bilangan, dan
konversi bilangan dalam bentuk bilangan bulat positip. Kali ini kita akan
membahas tentang bilangan antara 0 dan 1 yang kita kenal dengan sebutan
bilangan pecahan positip. Untuk menuliskan bentuk bilangan pecahan desimal,
kita cukup menuliskan koma ( , ) dibelakang
bilangan bulatnya. Setiap tempat dibelakang koma mempunyai kelipatan
1/10.
Di
bawah ini adalah contoh penulisan bilangan pecahan desimal yang sering kita
jumpai.
Contoh
0,5371 = 0 +
0,5 + 0,03 + 0,007 + 0,0001
Di
bawah ini adalah bentuk bilangan biner antara 0(2) dan 1(2)
Contoh
0,101 (2) = 0 (2) + 0,1 (2) + 0,00
(2) + 0,001 (2)
Untuk
merubah bilangan desimal yang besarnya lebih kecil dari 1 ( satu ) ke bentuk
bilangan biner kita lakukan proses perkalian seperti di bawah ini.
Contoh
0,4375 . 2 = 0
sisa 0,8750
0,8750 . 2 = 1
sisa 0,7500
0,7500 . 2 = 1
sisa 0,5000
0,5000 . 2 = 1
sisa 0
jadi 0,4375 (10) = 0,0111 (2)
Sebagai
koreksi untuk mengetahui kebenaran konversi, dapat kita lakukan proses balik
seperti di bawah ini,
0, 0 1 1 1(2) =
0 + 0.
2-1 + 1. 2-2 + 1.
2-3 + 1. 2-4 =
0 +
0.0,5 + 1.0,25+ 1.0,125 + 1.0,0625 =0,4375
No
|
Pangkat
|
Desimal
|
1
|
2-1
|
0,5
|
2
|
2-2
|
0,25
|
3
|
2-3
|
0,125
|
4
|
2-4
|
0,0625
|
5
|
2-5
|
0,03125
|
6
|
2-6
|
0,015625
|
7
|
2-7
|
0,007815
|
8
|
2-8
|
0,00390625
|
9
|
2-9
|
0,001953125
|
10
|
2-10
|
0,000976563
|
Tidak
semua konversi dari bilangan desimal ke bilangan biner menghasilkan sisa 0
seperti pada contoh di atas . Untuk mengatasi hal tsb. maka dalam konversi kita
batasi sampai beberapa angka dibelakang koma. Semakin banyak angka dibelakang
koma maka kesalahanya semakin kecil.
Contoh
0,5371
.2 = 1 sisa
0,0742
0,0742
.2 = 0 sisa
0,1484
0,1484
.2 = 0 sisa
0,2968
0,2968
.2 = 0 sisa
0,5936
0,5936
.2 = 1 sisa
0,1872 0,5371(10) = 0,10001(2)
0,1872
.2 = 0 sisa
0,3744
0,3744
.2 = 0 sisa
0,7488
0,7488
.2 = 1 sisa
0,4976 0,5371(10) = 0,10001001(2)
Jika
proses diakhiri sampai perkalian kelima,
0,10001(2) = 0,5
+ 0,03125 = 0,53125
kesalahan = 0,5371 - 0,53125 =
0,00585
Jika
proses diakhiri sampai perkalian kedelapan,
0,10001001(2) = 0,5 +
0,03125 + 0,00390625 = 0,53515625
kesalahan = 0,5371 - 0,53515625 = 0,00194375
Melalui
kombinasi dari bilangan positip di atas 1 dan bilangan positip di bawah 1 dapat
dinyatakan bentuk bilangan positip seperti di bawah ini,
Contoh
323,
4375(10) = ?(2)
Konversi
bilangan desimal 325(10)
325 : 2 = 162
sisa 1
162 : 2 =
81 sisa 0
81
: 2 = 40 sisa 1
40
: 2 = 20 sisa 0
20
: 2 = 10 sisa 0
10
: 2 = 5 sisa 0
5
: 2 = 2 sisa 1
2
: 2 = 1 sisa 0
1
: 2 = 0 sisa 1
325(10) = 101000101(2)
Konversi bilangan desimal 0,4375(10)
0,4375
. 2 = 0 sisa
0,8750
0,8750
. 2 = 1 sisa 0,7500
0,7500
. 2 = 1 sisa
0,5000
0,5000
. 2 = 1 sisa 0
0,4375(10) = 0,0111(2)
Jadi
bilangan 325,4375(10) = 101000101,0111(2)
Test : 101000101,0111(2) = 1.28 + 1.26 +
1.22 + 1.20 + 1.2-2 + 1.2-3 + 1.2-4
=
256 + 64 +
4 + 1 +
0,25 + 0,125+ 0,0625
=
325,4375(10)
1.1.8. Bentuk Bilangan
Negatip
Dengan berpatokan pada titik 0 ( nol ), bilangan dapat
dibedakan menjadi bilangan positip dan bilangan negatip. Disebut bilangan
positip jika harga bilangan tsb. lebih besar dari nol ( disebelah kanan titik
nol ) dan disebut bilangan negatip jika harga bilangan tsb. lebih kecil dari
nol ( disebelah kiri titik nol ).
Bilangan +3 terletak pada 3 skala sebelah kanan setelah nol,
sedangkan bilangan -3 terletak pada 3 skala sebelah kiri setelah nol. Jadi +
dan - adalah suatu tanda dari bilangan. Secara prinsip tanda positip ( + ) dan
tanda negatip ( - ) berlaku juga untuk bilangan biner. Pada mikroprosessor
jumlah bit data sudah tertentu yaitu 8 bit, 16 bit atau 32 bit. Kita ambil
contoh mikroprosessor famili intel
8080/8085, famili Zilog Z80 dan famili motorola 6809 mempunyai 8 bit data dan
dalam bentuk biner dapat dituliskan sbb : 00000000(2) = 0(10)
sampai 11111111(2) = 255(10),
tanpa menghiraukan tanda positip dan negatip.
Jika dalam 8 bit data kita menghiraukan tanda positip dan tanda negatip,
maka daerah bilangan di atas dibagi menjadi dua bagian sehingga bilangan
tersebut menjadi +127 dan -128. Untuk daerah positip bilangan dimulai dari
00000000(2) dan 00000001(2) sampai bilangan maksimum positip adalah 01111111(2) sedangkan daerah
negatip dimulai dari 11111111(2) untuk -1(10) sampai 10000000(2)
untuk -128(10), tetapi range 8 bit data masih sama yaitu 25510 ( dari +127 hingga -128 ).
Di bawah ini
menunjukan susunan 8 bit data dengan menghiraukan tanda (+) dan (-).
Desimal Biner
+127 01111111
+126 01111110
+125 01111101
+124 01111100
+123 01111011
…….. …………. Daerah Positip :
+ 7 00000111 Bilangan : 0 sampai ( 2n-1-1)
+ 6 00000110
+ 5 00000101
+ 4 00000100
+ 3 00000011
+ 2 00000010
+ 1 00000001
0 00000000
- 1 11111111
- 2 11111110
- 3 11111101
- 4 11111100
- 5 11111011
- 6 11111010
- 7 11111001
- 8 11111000
……. ………….
Daerah Negatip :
- 124 10000100 Bilangan : -1 sampai - 2n-1
- 125 10000011
- 126 10000010
- 127 10000001
- 128 10000000
n = jumlah bit, dalam contoh di atas adalah 8
Pada susunan ini tempat tertinggi atau disebut Most
Significant Bit ( 27 ), hanya
digunakan sebagai Bit tanda. Untuk harga
0 pada bit 27 adalah tanda bilangan positip sedangkan harga 1 pada
bit 27 merupakan tanda bilangan negatip.
1.1.9. Bentuk Bilangan Dalam
Code Form
Mengkonversi bilangan yang berharga besar, memerlukan
hitungan yang cukup melelahkan. Melalui bilangan dalam Code Form maka pekerjaan konversi
bilangan dapat dipermudah dan dipercepat. Di bawah ini adalah Code Form dalam
bilangan Desimal, Bilangan Oktal dan bilangan Heksadesimal yang sering dipergunakan.
1.1.9.1. Bentuk
BCD - Biner Code Desimal
Bilangan desimal pada setiap tempat dapat terdiri dari 10
bilangan yang berbeda-beda. Untuk bilangan biner bentuk dari 10 elemen yang
berbeda beda memerlukan 4 bit. Sebuah BCD mempunyai 4 bit biner untuk setiap
tempat bilangan desimal.
Contoh
Z(10)
= 317
Dalam contoh ini BCD terdiri dari 3 kelompok bilangan
masing-masing terdiri dari 4 bit , dan jika bilangan desimal tersebut di atas dikonversi
ke dalam bilangan biner secara langsung adalah 317(10) = 100111101(2)
dan hanya memerlukan 9 bit. Untuk
contoh proses sebaliknya dapat dilihat di bawah ini.
Contoh
Jadi bentuk BCD di atas adalah bilangan Z(10) =
5170.
1.1.9.2. Bentuk
BCO - Biner Code Oktal
Bilangan oktal pada setiap tempat terdiri dari 8 bilangan
yang berbeda-beda. Untuk 8 elemen yang berbeda-beda diperlukan 3 bit. Sebuah
BCO mempunyai 3 bit biner untuk setiap tempat bilangan oktal.
Contoh
Z(8)
= 634
Untuk proses sebaliknya adalah setiap 3 bit dikonversi ke
dalam bilangan oktal.
Contoh
Jadi bentuk BCO diatas adalah bilangan Z(8) =
5401.
1.1.9.3. Bentuk
BCH - Biner
Code Heksadesimal
Bilangan heksadesimal dalam setiap tempat dapat terdiri dari 16 bilangan yang
berbeda-beda ( angka dan huruf ). Bentuk biner untuk 16 elemen memerlukan 4
bit. Sebuah BCH mempunyai 4 bit biner untuk setiap tempat bilangan heksadesimal.
Contoh
Z(16)
= 31AF
Untuk proses sebaliknya, setiap 4 bit dikonversi ke dalam
bilangan heksadesimal.
Contoh
Jadi bentuk BCH diatas adalah bilangan Z(16) =
A618.
1.1.10. Metoda Balikan
Metoda yang kita gunakan bisa dibalik yaitu dimulai dari
bilangan Heksadesimal dirubah kedalam bentuk
BCH ( group digit biner empat-empat ). Buat group ulang ke bentuk BCO (
group digit biner tiga-tiga ) dari titik desimal untuk mengkonversikan ke dalam
bilangan Oktal. Akhirnya bilangan Oktal dapat dikonversikan ke dalam bentuk
bilangan desimal dengan metoda biasa dan dengan cara ini konversi basis
bilangan dapat dipermudah.
Contoh 1
Tunjukkan bilangan Heksadesimal 4B2,1A616
ke bentuk bilangan Biner, Oktal dan
Bilangan Desimal yang ekuivalen.
Lakukanlah : a.
Tulis ulang 4B2,1A616 dalam bentuk BCH
b.
Groupkan ulang kedalam
bentuk BCO dari titik Desimal
c.
Tunjukkan ekuivalen
Oktalnya setiap BCO
d.
Akhirnya konversikan
bilangan Oktal ke ekuivalen Desimal
Jika ke-4 langkah di atas dilakukan dengan benar akan menghasilkan,
a. 0100 1011
0010 , 0001
1010 01102
b.
010 010
110 010 ,
000 110 100
1102
c.
2
2 6 2
, 0 6
4 68
d.
1202,10310
Contoh 2
Selesaikan bilangan Heksadesimal 2E3,4D16
ke bentuk bilangan Biner, Oktal dan
2E3,4D16 = 0010 1110
0011 , 0100 11012
= 001
011 100 011 ,
010 011 0102
= 1
3 4 3
, 2 3
28
= 739,30110
1.1.11. ASCII
Code - American Standard Code For Information Interchange
Dalam bidang mikrokomputer ASCII-Code mempunyai arti yang
sangat khusus, yaitu untuk mengkodekan
karakter ( Huruf, Angka dan tanda baca yang lainnya ). Code-code ini merupakan
code standard yang dipakai oleh sebagian besar sistem mikrokomputer. Selain
huruf, angka dan tanda baca yang lain ada 32
( mis ACK, NAK dsb. ) merupakan kontrol untuk keperluan transportasi
data. Di bawah ini adalah tabel 7 bit ASCII Code beserta beberapa penjelasan yang diperlukan.
Singkatan
|
Arti
|
Ket. dlm. Bhs Inggris
|
STX
|
Awal dari text
|
Start of Text
|
ETX
|
Akhir dari text
|
End of text
|
ACK
|
Laporan balik
positip
|
Acknowledge
|
NAK
|
Laporan balik
negatip
|
Negative Acknowledge
|
CAN
|
Tidak berlaku
|
Cancel
|
CR
|
Carriage Return
|
Carriage Return
|
FF
|
Form Feed
|
Form Feed
|
LF
|
Line Feed
|
Line Feed
|
SP
|
Jarak
|
Space
|
DEL
|
Hapus
|
Delete
|
Tabel ASCII
Code
|
|
|
|
|
|
|
|
H
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
E
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
Bit
|
b7
|
b6
|
b5
|
b4
|
b3
|
b2
|
b1
|
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
|
|
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
NUL
|
DLE
|
|
0
|
@
|
P
|
`
|
p
|
|
|
|
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
SOH
|
DC1
|
!
|
1
|
A
|
Q
|
a
|
q
|
|
|
|
|
0
|
0
|
1
|
0
|
2
|
STX
|
DC2
|
"
|
2
|
B
|
R
|
b
|
r
|
|
|
|
|
0
|
0
|
1
|
1
|
3
|
ETX
|
DC3
|
#
|
3
|
C
|
S
|
c
|
s
|
|
|
|
|
0
|
1
|
0
|
0
|
4
|
EOT
|
DC4
|
$
|
4
|
D
|
T
|
d
|
t
|
|
|
|
|
0
|
1
|
0
|
1
|
5
|
ENQ
|
NAK
|
%
|
5
|
E
|
U
|
e
|
u
|
|
|
|
|
0
|
1
|
1
|
0
|
6
|
ACK
|
SYN
|
&
|
6
|
F
|
V
|
f
|
v
|
|
|
|
|
0
|
1
|
1
|
1
|
7
|
BEL
|
ETB
|
'
|
7
|
G
|
W
|
g
|
w
|
|
|
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
8
|
BS
|
CAN
|
(
|
8
|
H
|
X
|
h
|
x
|
|
|
|
|
1
|
0
|
0
|
1
|
9
|
HT
|
EM
|
)
|
9
|
I
|
Y
|
I
|
y
|
|
|
|
|
1
|
0
|
1
|
0
|
A
|
LF
|
SUB
|
*
|
:
|
J
|
Z
|
j
|
z
|
|
|
|
|
1
|
0
|
1
|
1
|
B
|
VT
|
ESC
|
+
|
;
|
K
|
[
|
k
|
{
|
|
|
|
|
1
|
1
|
0
|
0
|
C
|
FF
|
FS
|
,
|
<
|
L
|
\
|
l
|
l
|
|
|
|
|
1
|
1
|
0
|
1
|
D
|
CR
|
GS
|
-
|
=
|
M
|
]
|
m
|
}
|
|
|
|
|
1
|
1
|
1
|
0
|
E
|
SO
|
RS
|
.
|
>
|
N
|
^
|
n
|
~
|
|
|
|
|
1
|
1
|
1
|
1
|
F
|
SI
|
US
|
/
|
?
|
O
|
_
|
o
|
DEL
|
Contoh
Untuk mendapatkan ASCII Code bagi karakter N adalah
100 1110 ( 4E16 ) dengan penjelasan bahwa 100 adalah b7, b6
dan b5 yang lurus keatas terhadap huruf N dan dan berharga 4 sedangkan 1110 adalah b4, b3, b2 dan b1 yang lurus kesamping kiri
terhadap huruf N dan berharga E.
LATIHAN
1 a. Bilangan biner
adalah bilangan yang berbasis ……………..
b.
Bilangan heksadesimal
adalah bilangan yang berbasis …………..
a. dua b. enam belas
2 Konversikan bilangan desimal di bawah ini
ke dalam bilangan biner
a.
123410 b. 567010 c. 232110
a. 10011010010 b. 1011000100110 c. 100100010001
3 Konversikan bilangan biner di bawah ini
ke dalam bilangan desimal
a.
10101010
b. 01010101 c. 11001100 d. 10011111
a. 170
b. 85 c. 204
d. 159
4 Konversikan bilangan biner di bawah ini
ke dalam bilangan oktal
a.
1 0 1 0 1 1
1 1 1 0 0 12 b.
1 1 0 0 1 0 1 1 0
1 1 12
a. 53718
b. 62678
5 Konversikan bilangan oktal di bawah ini ke dalam bilangan biner
a.
21708 b. 35718
a. 0 1 0
0 0 1 1 1 1 0 0 0 b. 0
1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 1
6 Konversikan bilangan desimal di bawah
ini ke dalam bilangan heksadesimal
a.
178010 b. 366610 c. 523010 d. 674410
a.
06F4 b. 0E52 c. 146E d. 1A58
7 Konversikan bilangan heksadesimal di
bawah ini ke dalam bilangan desimal
a.
ABCD16 b. 217016 c. B75F16 d.
EBED16
a. 43981 b. 8560 c.
46943 d. 60397
8 Konversikan bilangan pecahan desimal di bawah
ini ke dalam bilangan biner
a.
0,312510 b. 0,6562510 c. 0,3437510 d. 0,14062510
a. 0,0101 b. 0,10101 c. 0,01011 d. 0,001001
9 Konversikan bilangan desimal di bawah
ini ke dalam bilangan biner
a.
11,62510 b. 0,687510 c. 0,7510 d. 25,7510
a. 1011,101 b. 0,1011 d.
11001, 11
10 Konversikan bilangan desimal di bawah ini ke
dalam bilangan heksadesimal
a. 348,65410 b.
1784,24010
a. 15C,A78 b.
6F8,3D5
11 Konversikan bilangan di bawah ini ke dalam
bilangan desimal
a.
010100011,0011111012 b.
654,2768 c.
4C5,2B816
a. 163,245
b. 428,371 c.
1221,1699
12 Rubahlah bilangan biner di bawah ini ke
dalam bentuk BCD
a.
101001100001112 b. 10101011000112
a. 2987 b. 1563
13 Rubahlah bentuk BCD di bawah ini ke dalam
bilangan biner
a.
1987 b. 2346 c.
501
a.
1 1001 1000 0111 b. 10 0011 0100
0110 c. 101 0000 0001
14 Rubahlah bilangan biner di bawah ini ke
dalam BCO
a.
111111010012 b. 101110 0101002 c. 11000000102
a.
3751 b. 5624 c. 1402
15 Rubahlah bilangan biner di bawah ini ke
dalam BCH
a.
11011111001011102 b. 1101001100000012
a. CF2E b. 6981
16 Rubahlah Bentuk BCH di bawah ini ke dalam bilangan
heksadesimal
a.
F0DE b. 1CAB c.
834
a. 1111 0000 1101 1110 b. 1 1100 1010 1011 c. 1000 0011 0100
17 Nyatakan positip atau negatip bilangan biner
di bawah ini
a. 01111111 b.
10000000 c. 01111011
a.
Positip 127 b. Negatip 128 c. Positip 123
18 Nyatakan bilangan biner negatip di bawah ini ke dalam
bilangan desimal
a.
10001000 b. 11110111 c.
10000101 d. 10011100
a. -120 b. -9 c.
-123 d. -100
19 Nyatakan
ASCII Code di bawah ini dalam
bentuk karakter
a.
4116 b. 5A16 c. 2416 d.
7716
a. A b. Z c. $ d.
w
20 Nyatakan Karakter di bawah ini dalam
ASCII Code
a.
a b. x c. m d. H
a. 6116 b.
7816 c.
6D16 d. 4816
21 Dengan Keyboard standard ASCII, pada layar
monitor nampak tulisan sebagai berikut
PRINT
X
Nyatakan
Keluaran pada Keyboard tersebut.
P (101 0000); R (101
0010); I (100 1001); N (100 1110)
T
(101 0100); space ( 010 0000); X (101 1000)
TUGAS
0 komentar:
Posting Komentar